Jumat, 26 Februari 2010

APAPUN DI LAKUKAN UNTUK BAYAR UANG SEKOLAH

Sedih rasanya jika harus menunggak uang sekolah.Begitulah yang sering di alami oleh Endi (8thn), siswa kelas III SD 17 pagi batusari,Jakarta Barat.Supaya uang sekolahnya tidak sampai menunggak, endi terpaksa meminta-minta di depan Citraland Mall Jakarta Barat.
Endi bercerita, bapaknya adalah pedagang minuman air mineral, seangkan ibunya tidka bekerja.Karena keterbatasan ekonomi, kadang ayahnya tidak memberinya uang sekolah.Karena itu endi memilih mengemis guna membayar uang sekolahnya yang Rp.10.000 per bulan.
Kesehariannya terbilang keras untuk anak sekecil dia.Pagi pukul 07.00 ia sekolah.Tengah hari seusai pulang sekolah, dengan menumpang metro mini 91 jurusan batusari – Roxy, Endi turun di citraland dan langsung menuju “areal kerjanya” di trotoar yang di khususkan bagi pengunjung citraland.
Hari minggu siang, endi bersama temannya, Oding (6thn) yang duduk di kelas 1 di SD yang sama, duduk di trotoar sambil menadahkan gelas kosong dari sebuah restoran cepat saji.Mereka harapkan recehan dari pengunjung yang lalu lalang.Oding yang orang tuanya berjualan nasi, sepertinya hanya ikut-ikutan saja terhadap semua yang dilakukan endi.

Lain hanya dengan ipul yang lebih tau dari endi dan oding.Ipul yan berusia 11thn itu saat ini duduk di kelas V SD bintang mas, Palmerah Jakarta barat.Ayah ipul bekerja sebagai pengambil bola di tennis senayan.Katanya kalau sedang hujan, ayahnya tidak mendapatkan uang.Oleh sebab itu, ipul memutuskan mengemis untuk membayar uang sekolah.
Ditanya, kenapa dia tidak memilih mengamen saja untuk mendapatkan uang,endi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dalam sehari, endi, oding dan ipul mendapatkan uang recehan yang tidka tentu jumlahnya.Yang jelas sebagian besar recehan itu mereka tabung untuk membayar sekolah mereka.Ini demi semangat untuk tetap sekolah.Namun orang tuanya tidak mampu.

Jika tadi anak-anak “berjuang” demi membayar uang sekolahnya, sekarang ini yang mau dituturkan perjuangan rashikin (40thn) seorang tukang ojek yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan membayar uang sekolah anak-anaknya.
Tukang ojek yang mangkal di deket terminal grogol, jakarta barat ini sedang kebingungan karena anak-anaknya menunggak uang sekolah selama dua bulan.
Rashikin yang berasal dari karangampel indramayu ini merantau ke Jakarta sendirian.Istrinya maemunah (30) dan empat anaknya yakni rohayati (16), duduk di kelas 1 SMAN Karang ampel, Indramayu.Suraeni (15) kelas III SMP,Solehumar (13) kelas I SMP, dan yang bungsu Anshori belum bersekolah karena masih berusia empat tahun.
“Dua anak saya, Suraeni dan Solehumar bekum bayar uang sekolah dua bulan,Kadang – kadang anak saya menunggak bayar uang sekolah lima bulan.Pernah juga setahun nunggak.Anak-anak ditegur guru dan kepala sekolah.kalau sudah begitu, ibunya minta keringanan ke sekolah supaya uang sekolah mereka bisa dirapel,” kata Rashikin.
Maklumlah uang yang ia berikan kepada istrinya setiap bulan saat dia mudik jumlahnya juga sangat terbatas Rp.300.000 – Rp.400.000.” uang segitu cumin cukup buat makan sehari-hari,buat jajan anak-anak.Buat bayar uang sekolah tidak cukup.” Ujarnya.

Di Jakarta, rashikin menyewa kamar di Tomang tinggi bersama empat kawannya sesama pengojek.Satu kamar ditempati berlima yang tidur secara aplusan (bergantian).
Ada yang tidur pagi karena ngojek pada malam hari, atau tidur malam hari karena ngojeknya pagi.kamar tersebut sewa bulanannya Rp.200.000, yang dibayar patungan Rp.40.000 per orang.

Penghasilan kotor Rashikin tidak tetep setiap harinya.Dia bias menyebut , penghasilan kotornya Rp.40.000 perhari, dan harus dia potong untuk uang makan dan bensin.Sehari penghasilan bersihnya hanya Rp.20.000 – Rp.25.000.”uang segitu kan juga untuk keperluan saya di Jakarta.Sisa Rp.300.000 – Rp.400.000 itu uang yang saya bawa pulang ke indramayu.”tuturnya.
Ia merasa hidup saat ini kian susah.Mencari penghasilan lebih baik bagi pengojek seperti Rashikin sulitnya bukan main.Karena itu ia berharap supaya pemerintah bias menggratiskan uang sekolah.
“kalau bias sekolah itu gratis, tidka usah bayar, karena penghasilan orang seperti saya ini kecil.Kalau menunggak uang sekolah terus-terusan kan kasihan anak-anak, nanti bisa-bisa mereka tidak sekolah.” Harap Rashikin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar