Rabu, 27 Juni 2012

MEMBUNUH INDONESIA -KONSPIRASI GLOBAL PENGHANCURAN KRETEK

Obrolan Interaktif “Membunuh Indonesia – Konspirasi Global Penghancuran Kretek” Pada tanggal 28 Maret 2012, telah dilaksanakan “Obrolan Interaktif” dalam kerangka membedah buku Membunuh Indonesia di Balai Pemuda Surabaya. Acara yang dimulai pukul 19.00 wib ini menampilkan Cak Suro sebagai pemandu acara, Abhisam DM selaku penulis buku “Membunuh Indonesia – Konspirasi Global Penghancuran Kretek”, dan Prof. Sutiman yang berprofesi sebagai Guru Besar Biologi Univ.Brawijaya Malang serta peneliti di Lembaga Peluruhan Radikal Bebassebagai pembicara. Selain itu, acara tersebut dimeriahkan juga oleh komunitas musik OBJB. Dalam pembukaannya, Cak Suro menyampaikan bahwa Negara ini masih belum sepenuhnya merdeka, ada berbagai kebijakan pemerintah yang justru menyengsarakan rakyat. Dengan diselingi guyonan khas Suroboyo, Cak Suro memandu acara dengan interaktif dan tidak kaku. Setelah itu, Cak Suro memanggil Abhisam DM untuk bergabung di atas panggung dan menyampaikan pemaparannya mengenai buku Membunuh Indonesia ­- Konspirasi Global Penghancuran Kretek. Dalam awalannya, Abhisam DM menyampaikan bahwa sejak awal kemerdekaan, kita senantiasa berada dibawah intervensi asing. Mulai dari IMF dan World Bank yang sangat besar pengaruhnya terhadap naiknya harga BBM yang saat ini sedang terjadi. Belum lagi perusahaan-perusahaan asing yang memiliki berbagai kepentingan di berbagai sektor di Indonesia. Di dalam buku Membunuh Indonesia, dikatakan bahwa kretek adalah asli Indonesia dan hanya ada di Indonesia. Keseluruhan tenaga kerja yang terlibat dalam industri kretek berjumlah sekitar 30,5 juta orang. Sehingga menjadi penting untuk pemerintah melihat ini semua. Ketika pemerintah tidak sanggup mengentaskan jumlah pengangguran yang cukup banyak, maka tidak seharusnya malah menumlah jumlah pengangguran. Abhisam DM juga mengatakan bahwa modus yang digunakan oleh asing dalam menghancurkan kretek adalah masalah kesehatan. Pemerintahpun tunduk pada kepentingan asing, tanpa memperhatikan berbagai aspek lain yang sangat mempengaruhi kehidupan rakyat yang ada di dalamnya. Modus serupa juga terjadi pada jamu, gula, kopra, garam dan lain sebagainya. Selain modus kesehatan, asing juga menggunakan alasan perdagangan bebas. Setelah Abhisam DM menyampaikan pemaparannya, komunitas musik OBJB menyanyikan 2 buah lagu. Kemudian Abhisam DM mengundang Prof. Sutiman untuk bergabung ke atas panggung untuk menjelaskan tentang riset yang telah dilakukannya tentang tembakau. Prof. Sutiman mengatakan bahwa tembakau adalah ciptaan yang mahakuasa, dan masalah yang utama adalah manusia tidak tahu tapi merasa tahu, akibatnya salah mengambil kesimpulan. Sebetulnya segala sesuatu tergantung pengetahuan kita. Jika pengetahuan kita kurang, maka kita bisa salah mengambil kesimpulan. Ada banyak data penelitian di berbagai bidang, sekitar puluhan ribu publikasi ilmiah, dan manusiapun begitu saja percaya pada data tersebut. Contohnya ‘rokok itu berbahaya’ dan orang langsung percaya. Sedangkan di dalam dunia akademik, setiap kesimpulan ilmiah adalah relative dan kesimpulannya tidak pernah mutlak. Prof. Sutiman juga mengatakan bahwa sains, tidak boleh menjadi agama baru. Kita tidak bisa begitu saja percaya terhadap data riset. Karena Teknologi dan sains, berkembang dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, kretek telah menjadi budaya kita, itu artinya hasil karya nenek moyang. Dan nenek moyang kita tidak secara sembarangan menciptakan kretek, namun sudah diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Seringkali kita melihat segala sesuatu dari satu sisi saja, sehingga kesimpulannya akan sama. Di dalam asap rokok, memang terdapat banyak senyawa kimia yang berbahaya, jika itu dilihat secara satu persatu. Padahal, semuanya itu tidak masuk ke dalam tubuh secara satu persatu, namun dalam satu kesatuan. Sehingga tidak bisa disimpulkan secara satu persatu, namun harus dianalisis secara keseluruhan. Prof. Sutiman juga mengungkapkan bahwa dalam penelitiannya, ia menemukan cara untuk mengubah radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok menjadi tidak berbahaya. Dengan hasil temuannya, merokok bisa menjadi lebih sehat. Selain itu, juga bisa digunakan untuk terapi penyembuhan berbagai macam penyakit. Setelah pemaparan disampaikan oleh Abhisam DM dan Prof. Sutiman, terjadi dialog antara audiens dan para pembicara, dengan dipandu oleh Cak Suro. Sebagai penutup, Abhisam DM menyampaikan bahwa sudah saatnya kita menggalang persatuan untuk menahan berbagai kepentingan asing yang berusaha masuk ke dalam Indonesia. Kitapun tidak hanya berbicara tentang kretek, namun berbagai komoditas lain yang juga terancam. Selain itu kita tidak boleh memiliki mentalitas inlander. Dan Prof Sutiman mengatakan bahwa, kita harus mengharagai karya anak bangsa, tidak melulu silau terhadap berbagai tren dari asing. Kita juga harus memiliki rasa percaya diri, karena kita adalah bangsa yang besar.