Selasa, 30 Maret 2010

"Antara PemberantasanTerorisme dan Reality Show Termehek-Termehek"

Masih ingat dibenak kita, bagaimana Detasemen Khusus (Densus) 88 menggerebek dan menembak mati di tempat Noordin M Top. Kala itu, kru TV meliputnya bak acara reality show "Termehek-Mehek" atau "Orang Ketiga" atau bahkan "Mata-Mata" yang dipandu Joe Padhyangan Project. Publik antara percaya atau tidak (bahwa itu rekayasa) mencicipi tayangan tersebut.

Ya, itulah Indonesia. Pemberantasan terorisme terkadang menjadi pengalih isu publik. Saat ini, isu yang harus dikawal adalah kedatangan Obama yang perlu disikapi politis oleh publik Muslim, mengingat Obama datang di Indonesia bukan sebagai seorang Obama, melainkan jelas sebagai Kepala negara sekaligus pemerintahan penjajah, yang selalu menebar teror di negeri-negeri Islam. Kemudian, isu kenaikan Tarif Dasar Listrik yang akan diajukan ke DPR dalam APBNP sebesar 15% dan kemungkinan kenaikan BBM, serta yang terakhir adalah kasus Bank Century.

Dengan terorisme ini, praktis isu-isu tersebut hilang dan kabur. Berganti dengan terorisme dan sejumlah pengamat-pengamat terorisme yang lagi-lagi tidak jelas jejak rekamnya. Bahkan melupakan substansi masalah dari terorisme itu sendiri, yaitu: ketidakadilan dan penjajahan yang diciptakan oleh ideologi kapitalisme. Tidaklah mengherankan apabila pemberitaan yang liar tentang terorisme akhirnya lebih menyentuh kepada hal-hal yang simbolik, misalnya, bila ada wanita menggunakan cadar dan jilbab (pakaian gamis) gelap, maka suaminya atau laki-laki yang bersamanya adalah teroris. Begitupula, bila ada ustadz berjanggut, berperawakan gempal, menggunakan pakaian ala Taliban dengan celana se mata kaki, maka patut dicurigai teroris. Ini merupakan stigma, black stereotyping, ibarat bola liar dan panas, akan menyentuh kepada siapapun. Walhasil, akan saling muncul curiga, kekhawatiran, ketidaknyamanan di lingkungan sekitar, dan tentu saja dakwah Islam akan terhambat.

Di era 1980an, fenomena terorisme dan gerakan radikal pernah terjadi. Komando Jihad, Jamaah Imran hingga pecahnya Komando WIlayah (KW) DI/NII. Kepiawaian Letjen Ali Murtopo, Laksamana Benny Moerdani dan CSIS dalam mempolitisasi masalah ini. Hasilnya, publik Muslim alergi dengan gerakan, organisasi dan jamaah Islam, mensakralkan asas tunggal Pancasila, padamnya cara pandang kritis dan tentunya maraknya syirik, bid'ah, dan percampuran agama. Ustadz, ulama bahkan kiyai harus memiliki surat izin berdakwah, dengan tema-tema dakwah yang dipesan.

Jika ada ulama atau dai yang kritis, maka bersiaplah dipenjarakan dan dicap melakukan tindakan makar dan subversif. Itulah potrem hitam Muslim yang dibayang-bayangi dengan terorisme.

Hari ini kita melihat, aksi-aksi heroik Densus 88 yang secara live dipantau oleh kru TV bak reality show. Tersirat show of force kepolisian disaat lembaga ini disorot dalam kaitannya dengan kriminalisasi mahasiswa di Makasar. Seharusnya kita tidak boleh lupa, tokoh-tokoh kunci seperti Hambali, Umar Al-Farouq atau bahkan operator-operator yang memegang komando di lapangan seperti Dr. Azhari, Noordin M Top, tewas. Ketiadaan tokoh-tokoh kunci ini semakin memperkuat spekulasi bahwa gerakan radikal dan terorisme dimanfaatkan oleh banyak kepentingan. Salah satunya adalah kepentingan dalam membuat stereotyping bahwa Islam adalah agama teror. Terlebih lagi, bagi kelompok Islam yang menginginkan penegakan syariah.

Padahal kehadiran Hambali sangat penting untuk membuka penyandang dana, aliran dana, hingga bahan-bahan C4 (mikro nuklir) yang notabene hanya dapat dibuat di Israel dan AS. Dan sangat penting pula untuk membuka kemungkinan "double agent" atau "planted agent" yang dulu pernah terjadi saat perang Afghanistan.

Saya sangat meyakini bahwa membangun masyarakat Islam dan sekaligus menerapkan SyariahNya harus ditempuh dengan cara-cara yang mencerdaskan. Pembinaan publik, sosialisasi syariah hingga publik menyepakati bahwa Islam itu penting bagi dirinya dan publiknya. Sehingga, publiklah yang menginginkan penerapan hukum-hukum Islam tersebut, tidak dengan cara fisik. Karena Rasulullah Saw mencontohkan dakwahnya secara fikriyyah (pemikiran), tidak dengan kekuatan senjata. Saat ini, seharusnya kelompok-kelompok Islam berfokus kepada upaya MengIslamkan Umat Islam, dalam pengertian, memahamkan kembali pemikiran-pemikiran Islam, syariahnya kepada publik, menghadirkan kembali Allah dalam setiap sisi kehidupan. Dengan seperti itu, kesatuan umat Islam yang kita cita-citakan dapat terbangun, dan kita dapat menghentikan penderitaan dan hegemoni kapitalisme di seluruh dunia..

Ulama-ulama Mazhab Mewajibakan Khilafah

Kewajiban Menegakkan Khilafah
Pada dasarnya, para ulama empat mazhab tidak pernah berselisih pendapat mengenai kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah yang bertugas melakukan tugas ri’âyah suûn al-ummah (pengaturan urusan umat).
Imam al-Qurthubi, seorang ulama besar dari mazhab Maliki, ketika menjelaskan tafsir surah al-Baqarah ayat 30, menyatakan, “Ayat ini merupakan dalil paling asal mengenai kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah yang wajib didengar dan ditaati, untuk menyatukan pendapat serta melaksanakan hukum-hukum khalifah. Tidak ada perselisihan pendapat tentang kewajiban tersebut di kalangan umat Islam maupun di kalangan ulama, kecuali apa yang diriwayatkan dari Al-A’sham (Imam al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 1/264-265).
Al-’Allamah Abu Zakaria an-Nawawi, dari kalangan ulama mazhab Syafii, mengatakan, “Para imam mazhab telah bersepakat, bahwa kaum Muslim wajib mengangkat seorang khalifah.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim, XII/205).
Ulama lain dari mazhab Syafii, Imam al-Mawardi, juga menyatakan, “Menegakkan Imamah (Khilafah) di tengah-tengah umat merupakan kewajiban yang didasarkan pada Ijmak Sahabat. (Imam al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 5).
Imam ‘Alauddin al-Kasani, ulama besar dari mazhab Hanafi pun menyatakan, “Sesungguhnya mengangkat imam agung (khalifah) adalah fardhu. Tidak ada perbedaan pendapat di antara ahlul haq mengenai masalah ini. Penyelisihan oleh sebagian kelompok Qadariah mengenai masalah ini sama sekali tidak bernilai karena persoalan ini telah ditetapkan berdasarkan Ijmak Sahabat, juga karena kebutuhan umat Islam terhadap imam yang agung tersebut; demi keterikatan dengan hukum; untuk menyelamatkan orang yang dizalimi dari orang yang zalim; untuk memutuskan perselisihan yang menjadi sumber kerusakan dan kemaslahatan-kemaslahatan lain yang tidak akan terwujud kecuali dengan adanya imam.” (Imam al-Kassani, Badâ’i ash-Shanai’ fî Tartîb asy-Syarâi’, XIV/406).
Imam Umar bin Ali bin Adil al-Hanbali, ulama mazhab Hanbali, juga menyatakan, “Ayat ini (QS al-Baqarah [2]: 30) adalah dalil atas kewajiban mengangkat imam/khalifah yang wajib didengar dan ditaati untuk menyatukan pendapat serta untuk melaksanakan hukum-hukum tentang khalifah. Tidak ada perbedaan tentang kewajiban tersebut di kalangan para imam kecuali apa yang diriwayatkan dari Al-A’sham dan orang yang mengikutinya.” (Imam Umar bin Ali bin Adil, Tafsîr al-Lubâb fî ‘Ulûm al-Kitâb, 1/204).
Imam Ahmad bin Hanbal dalam sebuah riwayat yang dituturkan oleh Muhammad bin ‘Auf bin Sufyan al-Hamashi, menyatakan, “Fitnah akan muncul jika tidak ada imam (khalifah) yang mengatur urusan manusia.” (Abu Ya’la al-Farra’i, Al-Ahkâm as-Sulthâniyah, hlm.19).
Imam Abu Muhammad Ali bin Hazm al-Andalusi azh-Zhahiri dari mazhab Zhahiri menyatakan, “Para ulama sepakat bahwa Imamah (Khilafah) adalah fardhu dan keberadaan seorang imam itu merupakan suatu keharusan, kecuali an-Najdat. Pendapat mereka benar-benar telah menyalahi Ijmak dan pembahasan mengenai mereka telah dijelaskan sebelumnya. Para ulama sepakat bahwa tidak boleh ada dua imam (khalifah) bagi kaum Muslim pada satu waktu di seluruh dunia baik mereka sepakat atau tidak, baik mereka berada di satu tempat atau di dua tempat.” (Imam Ibn Hazm, Marâtib al-Ijmâ’, 1/124).
Di tempat lain, Imam Ibnu Hazm mengatakan, “Mayoritas Ahlus-Sunnah, Murjiah, Syiah dan Khawarij bersepakat mengenai kewajiban menegakkan Imamah (Khilafah). Mereka juga bersepakat, bahwa umat Islam wajib menaati Imam/Khalifah yang adil yang menegakkan hukum-hukum Allah di tengah-tengah mereka dan memimpin mereka dengan hukum-hukum syariah yang dibawa Rasulullah saw.” (Ibnu Hazm, Al-Fashl fî al-Milal wa al-Ahwâ’ wa an-Nihal, IV/87).

Taqarrub kepada Allah yang Paling Agung
Upaya menegakkan Khilafah Islamiyah termasuk aktivitas taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah yang paling agung. Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Yang wajib adalah menjadikan kepemimpinan (imârah) sebagai bagian dari agama dan sarana untuk bertaqarrub kepada Allah. Taqarrub kepada Allah dalam hal imârah (kepemimpinan) yang dilakukan dengan cara menaati Allah dan Rasul-Nya adalah bagian dari taqarrub yang paling utama.” (Imam Ibnu Taimiyah, As-Siyâsah asy-Syar’iyyah, hlm. 161).
Al-’Allamah Ibnu Hajar al-Haitami juga menyatakan, “Ketahuilah juga bahwa para Sahabat ra. seluruhnya telah berijmak bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah berakhirnya masa kenabian adalah wajib. Bahkan mereka telah menjadikan kewajiban ini sebagai kewajiban yang paling penting. Buktinya, para Sahabat lebih menyibukkan diri dengan perkara ini dibandingkan dengan mengurusi jenazah Rasulullah saw. Perselisihan mereka dalam hal penentuan (siapa yang berhak menjadi imam) tidaklah merusak ijmak yang telah disebutkan tadi.” (Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Ash-Shawâ’iq al-Muhriqah, 1/25).

Tegaknya Khilafah: Janji Allah
Ulama empat mazhab juga telah menyatakan bahwa tegaknya Khilafah Islamiyah adalah janji Allah SWT kepada orang-orang Mukmin. Pasalnya, al-Quran telah menyebutkan janji ini (tegaknya kekhilafahan Islam) dengan jelas dan gamblang. Allah SWT berfirman;

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa (QS an-Nur [24]: 55).

Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat di atas, menyatakan, “Inilah janji dari Allah SWT kepada Rasulullah saw., bahwa Allah SWT akan menjadikan umat Nabi Muhammad saw. sebagai khulafâ’ al-ardh; yakni pemimpin dan pelindung manusia. Dengan merekalah (para khalifah) akan terjadi perbaikan negeri dan seluruh hamba Allah akan tunduk kepada mereka.” (Imam Ibnu Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, VI/77).

Imam ath-Thabari juga menyatakan, “Sungguh, Allah akan mewariskan bumi kaum musyrik dari kalangan Arab dan non-Arab kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih. Sungguh pula, Allah akan menjadikan mereka sebagai penguasa dan pengaturnya.” (Imam ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, XI/208).

Janji agung ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang yang beriman dan beramal salih pada generasi Sahabat belaka, namun berlaku juga sepanjang masa bagi orang-orang Mukmin yang beramal salih. Imam asy-Syaukani berkata, “Inilah janji dari Allah SWT kepada orang yang beriman kepada-Nya dan melaksanakan amal salih tentang Kekhilafahan bagi mereka di muka bumi, sebagaimana Allah pernah mengangkat sebagai penguasa orang-orang sebelum mereka. Inilah janji yang berlaku umum bagi seluruh generasi umat. Ada yang menyatakan bahwa janji ini hanya berlaku bagi Sahabat saja. Sesungguhnya, pendapat semacam ini tidak memiliki dasar sama sekali. Alasannya, iman dan amal salih tidak hanya khusus ada pada Sahabat saja, namun bisa saja dipenuhi oleh setiap generasi dari umat ini.” (Imam asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, V/241).

Dari uraian para ulama di atas dapat disimpulkan bahwa tegaknya Khilafah Islamiyah adalah janji Allah SWT. Ini berarti bahwa Khilafah Islamiyah pasti akan ditegakkan atas izin Allah SWT. Seorang Muslim wajib mengimani bahwa Khilafah Islamiyah pasti akan tegak kembali. Seorang Muslim tidak diperkenankan sama sekali menyatakan bahwa perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah adalah perjuangan utopis, khayalan, mustahil, romantisme sejarah dan lain sebagainya. Pernyataan-pernyataan semacam itu merupakan bentuk pengingkaran dan peraguan terhadap janji Allah SWT. Siapa saja yang mengingkari dan meragukan janji Allah maka akidahnya telah rusak dan binasa. Al-Quran telah menyatakan dengan jelas, bahwa janji Allah SWT pasti ditunaikan:

السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولا

Langit pun menjadi pecah-belah pada hari itu karena Allah. Janji Allah pasti terlaksana (QS al-Muzammil [73]: 18).

لا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦)

Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS ar-Rum [30]: 6).

Lalu mengapa kita tidak bersegera melibatkan diri dalam perjuangan yang penuh keagungan dan keberkahan ini?

Benar, perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah merupakan perjuangan penuh keagungan dan keberkahan. Pasalnya, ini adalah perjuangan yang direstui, yang dinyatakan oleh para ulama mu’tabar, dan dinaungi oleh janji Allah SWT, dan keberhasilannya menjadi sebab tegaknya hukum-hukum Allah SWT secara syâmil, kâmil dan mutakâmil. Wallâh al-Muwaffiq ilâ Aqwam ath-Thâriq

PERTARUNGAN IDEOLOGI DI DUNIA, MANAKAH YANG SOHIH?DAN MANAKAH YANG AKAN MENANG NANTINYA?!

Hampir semua orang tahu bahwa Ideologi yang berkuasa sekarang ini adalah Kapitalisme sekuler pimpinan Amerika Serikat. Namun perlu di catat bahwa pertarungan ideologi akan terus bergulir. Dua ideologi lain siap unjuk kebolehan untuk tampil kepermukaan. Tidak lain adalah Ideologi Islam dan Ideologi sosialisme.

Baru-baru ini di jejaring facebook muncul sebuah group menamakan dirinya "Partai Komunis Indonesia 2010" yang anggotanya sudah mencapai ribuan orang. PKI merupakan organisasi yang berideologikan sosialis komunis. Kelompok ini telah menorehkan tinta hitam perjalanan sejarah Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa pemberontakan G30 S PKI.

Pengamat politik dan sosiolog Universitas Indonesia Musni Umar mengatakan gerakan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) muncul di situs jejaring sosial facebook. Bisa jadi hal ini bukan hanya main-main, karena ideologi Komunis tidak pernah mati. Sesungguhnya ideologi komunis sangat kuat cengkramannya. Tidak lapuk karena zaman, Komunis itu subur di lingungan yang miskin. Mungkin saja namanya bukan lagi PKI, atau membawa embel-embel nama komunis. Tetapi, gerakan tersebut tetap pada sama seperti partai Komunis. (okezone.com)

Setelah Runtuhnya Khilafah Islam pada tahun 1924. Dunia tertata dalam format Blok Barat yang Kapitalis versus Blok Timur yang Sosialis (Tahun1946-1989) . Pada 1990 Uni Soviet tereliminasi, kemudian AS segera memproklamasi terbentuknya tata dunia baru serta mendeklarasikan diri sebagai Globo Cop, Polisi Dunia.

Perbandingan mendasar ke tiga Ideologi

1. Kapitalisme Sekular. Merupakan faham yang memisahkan agama dari kehidupan, meskipun ia mengakui adanya Pencipta dan adanya kehidupan sebelum dan sesudah dunia ini. Ideologi ini hasil dari kejeniusan manusia.

2. Komunisme-Sosialisme. Dialektika materialisme, beranggapan bahwa segala sesuatu itu adalah materi, ia tidak mengakui Tuhan, kehidupan, dan alam sebelum dan sesudah dunia kehidupan. Ideologi ini berasal dari materi, sesuai dengan evolusi materi atau perubahan zaman.


3. Islam (Tauhid). Yaitu suatu keyakinan yang mengakui tentang adanya Pencipta,dan mengakui adanya alam kehidupan (sebelum diciptakan), sesudah kehidupan (penghisapan). Namun, faham ini tidak memisahkan antara agama dari kehidupan. Ideologi ini barasal dari Allah SWT, yang tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Sebagai seorang muslim, tiada pilihan lain kecuali Ideologi Islam. Sebab, hal ini merupakan tuntutan aqidah dan syariah Islam. Karena karakteristiknya yang rahmatan lil alamin, maka sangat cocok jika di terapkan untuk masyarakat yang plural/majemuk. Secara fakta, Islam sukses di terapkan selama berabad-abad, sosialis cuma bertahan 72 tahun sudah hancur. Sedangkan kapitalisme saat ini sudah kelihatan borok-boroknya. Jadi sangat aneh kalau ada yang mengaku muslim namun memilih Ideologi selain Ideologi Islam.

Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa mencari agama (ideologi) selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali Imran [3] : 85)

Kemunculan group di jejaring facebook tersebut paling tidak membuktikan masih eksisnya Ideologi sosialis komunis dan pengembannya. Sedangkan bagi Ideologi kapitalisme sekuler pasti akan selalu berusaha mempertahankan diri serta tidak akan membiarkan Ideologi lain menggusurnya. Karena memang seperti itulah sifat sebuah ideologi jika sedang berkuasa.

Namun barat sadar betul ancaman kebangkitan Islam jauh lebih berbahaya ketimbang ancaman Sosialisme. Seperti halnya disampaikan oleh Zeyno Baran, direktur International Security and Energi Programs di Nixon Center, ia mengatakan, “Hingga beberapa tahun yang lalu, sebagian besar kelompok Islam menganggap upaya penegakan Khilafah yang baru adalah tujuan yang utopis. Sekarang, semakin banyak orang yang menganggap tegaknya kembali Khilafah sebagai tujuan yang serius”.

Tidak aneh jika mereka berupaya keras dengan berbagai cara untuk melemahkan perjuangan Ideologi Islam ini. Salah satu contohnya ialah fitnah yang ditujukan oleh barat terhadap organisasi hizbut tahrir yang terkenal sangat aktif dalam perjuangan ideologi Islam. Dengan menyebutkan bahwa Hizbut Tahrir adalah organisasi teroris. Padahal jelas, Hizbut Tahrir tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan dalam perjuanganya, hal ini diakui juga oleh Craig Murray (mantan duta besar Inggris untuk Uzbekistan) ketika wawancancara dengan stasiun TV Aljazeera mengatakan "Hizbut Tahrir merupakan organisasi yang betul-betul tanpa kekerasan”.

Sosialisme dan Kapitalisme terbukti gagal menjadi aturan karena memang tidak sesuai dengan fitrah manusia serta tidak sesuai juga dengan akal manusia. Di Indonesia keduanya juga sudah pernah dicoba, semuanya gagal. Islam siap mensejahterakan umat dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman.


Karena itu, tunggu apa lagi. Sekaranglah saatnya yang tepat bagi kita untuk buktikan ketundukkan kita kepada Allah SWT dengan berjuang menegakkan agama-Nya. Sangat merugi jika kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini, karena Allah SWT melebihkan derajat orang yang berjuang sebelum tegaknya khilafah.

"Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (TQS. Al-Hadid: 10).

Perjuangan yang sudah dijamin kemenangan-Nya oleh Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia yang meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka”. (QS. An-Nur : 55).

Telah dinubuwwahkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW juga telah bersabda bahwa khilafah Islam akan mampu menaklukkan Roma.


"...kemudian akan muncul khilafah dengan metode kenabian". (HR. Ahmad).

Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim). Wallahu a'lam bi ash shawab.

NU : Perlawanan Terhadap Penjajah , Perjuangan Syariah dan Khilafah

Ada dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah NU perlawanan terhadap penjajahan, perjuangan syariah dan khilafah. Nahdlatoel Oelama lahir pada 31 Januari 1926 M./16 Rajab 1344 H. di Surabaya yang dipimpin oleh Rais Akbar Choedratoes Sjech KH. Hasjim Asj’ari. Nama Nahdlatoel Oelama merupakan kelanjutan dari nama gerakan dan nama sekolah yang pernah didirikan Nahdlatoel Wathan pada 1335 H./1916 M. di Surabaya.

Kehadiran Nahdlatoel Oelama pada periode Kebangkitan Kesadaran Nasional Indonesia mempunyai kesamaan dengan organisasi Islam yang sezaman. NU berjuang ingin menegakkan kembali kedaulatan umat Islam sebagai mayoritas. NU ingin pula menegakkan syari’ah Islam. Kebangkitan Nahdlatoel Oelama merupakan jawaban terhadap Politik Kristenisasi penjajah pemerintah kolonial Belanda yang berusaha menegakkan Hukum Barat.

Tantangan imperialis Barat, dengan Politik Kristenisasi dan upaya memberlakukan Hukum Barat, menjadikan seluruh organisasi Islam, Sjarikat Dagang Islam, Sjarikat Islam, Persjarikatan Moehammadijah, Persjarikatan Oelama, Persatoean Oemat Islam, Matla’oel Anwar, Persatoean Islam, Nahdlatoel Oelama, Perti, Al-Waslijah, serta Djamiat Choir dan Al-Irsjad, berjuang menuntut Indonesia Merdeka dan menegakkan Syariah Islam.(Ahmad Mansur Suryanegara, 2009. Api Sejarah)

Perjuangan NU juga tidak bisa dilepaskan dari cita-cita besar menjadikan Islam sebagai agama negara , menjadi dasar negara , menuju sebuah negara Islam . KH Wahid Hasyim memang memanfaatkan rancangan Pembukaan yang diusulkan tersebut sebagai suatu titik tolak untuk pengaturan lebih lanjut menuju suatu negara Islam. “Kalau presiden adalah seorang Muslim, maka peraturan- peraturan akan mempunyai ciri Islam dan hal itu akan besar pengaruhnya. Tentang Islam sebagai agama negara, hal ini akan penting artinya bagai pertahanan negara. Umumnya, pertahanan yang didasarkan kepada keyakinan agama akan sangat kuat, karena menurut ajaran Islam orang hanya boleh mengorbankan jiwanya untuk ideologi agama.”, tegas KH. A. Wahid Hasyim, salah seorang tokoh NU terkemuka (BJ. Boland, “Pergumulan Islam di Indonesia” (1985)

Dalam peran internasionalnya NU juga tidak bisa dipisahkan dari perjuangan penegakan Khilafah yang menjadi agenda penting umat Islam saat itu. Sebagai respon terhadap keruntuhan khilafah sebuah komite didirikan di Surabaya pada tanggal 4 Oktober 1924 diketuai oleh Wondosoedirdjo (kemudian dikenal sebagai Wondoamiseno) dari Sarekat Islam dan wakil ketua KHA. Wahab Hasbullah(salah satu pendiri NU). Tujuannya untuk membahas undangan kongres khilafah di Kairo

Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan Kongres Al-Islam Hindia III di Surabaya pada tanggal 24-27 Desember 1924, Keputusan penting kongres ini adalah melibatkan diri dalam pergerakan khilafah dan mengirimkan utusan yang harus dianggap sebagai wakil umat Islam Indonesia ke kongres dunia Islam. Kongres ini memutuskan untuk mengirim sebuah delegasi ke Kairo yang terdiri dari Suryopranoto (SI), Haji Fakhruddin (Muhammadiyah) dan KHA. Wahab dari kalangan tradisi .

Karena ada perbedaan pendapat dengan kalangan Muhammadiyah, KHA. Wahab dan 3 penyokongnya mengadakan rapat dengan kalangan ulama senior dari Surabaya, Semarang, Pasuruan, Lasem, dan Pati. Mereka sempat mendirikan Komite Merembuk Hijaz. Komite ini dibangun dengan 2 maksud, yakni mengimbangi Komite Khilafat yang secara berangsur-angsur jatuh ke kalangan pembaharu, dan menyerukan kepada Ibnu Sa’ud], penguasa baru di Arab Saudi agar kebiasaan beragama yang benar dapat diteruskan . Komite inilah yang diubah namanya menjadi Nahdlatul Ulama pada suatu rapat di Surabaya tanggal 31 Januari 1926. Rapat ini tetap menempatkan masalah Hijaz sebagai persoalan utama.( Bandera Islam, 16 Oktober 1924 ; Noer, Deliar (3 Maret 1973). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES)

Jumat, 26 Maret 2010

Melawan Amerika Ala Jepang

Melawan Amerika Ala Jepang
oleh: Ahmad Sarwat, Lc

Jepang pernah diratakan dengan tanah oleh tentara Amerika. Tahun 1945, tidak kurang dari 140 ribu nyawa bangsa Jepang hilang sia-sia ketika bom Atom dijatuhkan di Hiroshima. Dan 70 ribu lainnya mati sia-sia ketika bom Atom satunya lagi dijatuhkan di Nagasaki.
Praktis Jepang lumpuh. Tentaranya yang sedang menjajah negeri lain meluaskan sayap, pulang kampung. Negeri itu bangkrut, bubar dan tidak berbentuk lagi.

Jepang pernah diratakan dengan tanah oleh tentara Amerika. Tahun 1945, tidak kurang dari 140 ribu nyawa bangsa Jepang hilang sia-sia ketika bom Atom dijatuhkan di Hiroshima. Dan 70 ribu lainnya mati sia-sia ketika bom Atom satunya lagi dijatuhkan di Nagasaki.
Praktis Jepang lumpuh. Tentaranya yang sedang menjajah negeri lain meluaskan sayap, pulang kampung. Negeri itu bangkrut, bubar dan tidak berbentuk lagi.

Apa yang pernah dialami Jepang di masa itu kira-kira mirip dengan yang dialami Iraq, Afghanistan dan negeri-negeri muslim lainnya. Bahkan mungkin penderitaan Jepang jauh lebih dahsyat. Sebab bom Atom itu bukan cuma menghancurkan gedung dan infrastruktur, tetapi efek radiasinya masih berbahaya untuk beberapa waktu.

Berbeda dengan sikap bangsa Jepang, ketika melihat negeri Islam dihancurkan oleh tentara Amerika, banyak pemuda muslim dari seluruh dunia yang marah dan bertekad membalas serangan itu dengan serangan yang sama.

Bahkan Usamah bin Ladin menyerukan jihad kepada Amerika, dan memerintahkan untuk membunuh semua bangsa Amerika, dimana saja bertemu. Kemarahan Usamah itu kemudian disambut gegap gempita oleh banyak kalangan muslim di dunia.

Tidak sedikit Kedutaan Besar Amerika di berbagai negara yang menerima ancaman bom dan peledakan. Warga Amerika sendiri pun tidak jarang menerima ancaman penganiayaan hingga pembunuhan di berbagai negara. Sampai pemerintah Amerika seringkali mengeluarkan travel warning demi keselamatan warganya.

Sebuah reaksi yang cukup membuat pemerintah Amerika kalang kabut.

Bom Teroris

Tapi yang rada aneh justru terjadi di negeri kita. Alih-alih membunuh bangsa Amerika, justru yang terbunuh malah bangsa sendiri. Serangan demi serangan dilancarkan oleh para pengebom, namun lebih sering salah sasaran.

Meski pun penjelasannya untuk menyerang kepentingan Amerika, tetapi yang jadi korban malah bukan warga negara Amerika. Justru bangsa kita yang nota bene umat Islam, malah lebih sering terkena sasaran pengeboman yang dilancarkan secara membabi buta oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.

Sayangnya, semua pengeboman itu masih memakai judul besar : jihad fi sabilillah. Padahal, yang mati bukan orang Amerika. Tempatnya pun bukan di medan peperangan yang sesungguhnya.

Serangkaian peledakan bom terus terjadi hingga hari ini. Catatan yang kita miliki antara lain :

1 Agustus 2000 : Ledakan bom terjadi di depan kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius.

13 September 2000 : Bom mengguncang lantai parkir Gedung Bursa Efek Jakarta. Dengan bahan peledak TNT, ledakan bom menewaskan 10 orang, melukai 15 orang, serta dua mobil hangus, dan 20 mobil rusak.

25 Desember 2000 :Bom meledak di berbagai tempat di Indonesia saat malam Natal, yakni Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Rangkaian ledakan ini mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak.

Agustus 2001 : Bom meledak di Plaza Atrium, Senen, Jakarta Pusat. Ledakan melukai enam orang.

23 September 2001 : Ledakan di lantai parkir Atrium Plaza menghancurkan beberapa mobil, walau tidak ada korban jiwa.

12 Oktober 2002 : Tiga ledakan bom mengguncang Bali. Ledakan pertama dan kedua mengguncang kawasan di Jalan Legian, Kuta. Sedangkan ledakan lainnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Denpasar. Di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan meledak di pintu gerbang masuk Kantor Konjen Filipina, tapi tidak ada korban jiwa.

Ledakan di Jalan Legian, mengakibatkan setidaknya 187 tewas dan 400 lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan parah dalam radius 100 meter dari pusat ledakan. Polisi mengidentifikasikan bahwa ledakan berasal dari bom mobil yang diletakkan di dalam Mitsubishi L-300. Tiga terpidana mati, Amrozi cs, sudah dieksekusi.

5 Agustus 2003 : Ledakan hebat mengguncang Hotel JW Marriott, Jakarta. Dengan bahan peledak, antara lain berupa CLO3, aluminium powder, TNT, detonator dan sumbu peledak. Bom menewaskan 11 orang, melukai 152 orang dan menghancurkan 22 mobil.

Pada 9 September 2004 : Pengeboman di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jaksel. Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas. Pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi sembilan orang, namun pihak Australia menyebut angka 11. Peledakan itu dipercayai dilakukan oleh seorang pengebom berani mati bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini. Heri berhasil diidentifikasi melalui tes DNA.

1 Oktober 2005 : Terjadi tiga pengeboman di Bali, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.

Jepang Tidak Membalas Teror

Ketika negerinya diporakporandakan, bangsa Jepang pasti marah. Namun menarik untuk dikaji, mereka sudah tidak bernafsu lagi untuk membalas dengan serangan militer yang hanya akan menumpahkan darah.

Pembalasan yang dilakukan oleh bangsa Jepang cukup intelek dan elegan. Bukan mesiu atau peluru yang mereka kirim ke Amerika, tetapi rombongan mahasiswa genius yang sengaja diperintahkan untuk `mencuri` ilmu dan teknologi dari mantan lawannya.

Berbeda dengan mental terjajah bangsa Indonesia yang ke Amerika malah belajar ilmu-ilmu keislaman dari Yahudi, mahasiswa Jepang justru belajar teknologi yang memang belum mereka miliki. Karena dikerjakan dengan tekat yang serius, maka dalam waktu singkat nyaris hampir semua teknologi dan kekayaan ilmu pengetahuan yang tadinya dimiliki Amerika, sekarang sudah menjadi milik Jepang.

Saya diceritakan bagaimana saat itu Amerika agak pelit berbagi teknologi. Sampai akhirnya Jepang terpaksa membeli mobil Ford utuh untuk dibawa pulang ke Jepang. Di Jepang, mobil itu tidak untuk dipersembahkan buat para pejabat yang makan uang rakyat, tetapi untuk dibedah, dipreteli satu per satu isi perutnya, dipelajari dan . . . ini yang menarik, ditiru, dikembangkan, disempurnakan dan diproduksi massal.

Hasilnya?

Semua orang tahu bahwa Amerika pun akhirnya mengimpor mobil dan motor dari Jepang. Sebab industri otomotif Jepang melesat maju meninggalkan industri otomotif Amerika. Bahkan sepeda motor yang dipakai patroli jalan raya California (ingat film CHIPS), mereknya Honda.

Bahkan kini General Motor sebagai induk industri otomotif Amerika terpaksa merumahkan ribuan karyawannya. Teknik perakitan kendaraan roda empat memang tidak diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

Di bidang elektronik, Akio Morita mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Meski pita kaset ditemukan patennya oleh Phillip Electronics. Tapi walkman berhasil dikembangkan dan dibudling sebagai sebuah produk yang booming Sony tidak kurang dari 150 juta produk.

Bangsa Jepang Gemar Berkarya

Berbeda dengan umumnya bangsa-bangsa muslim yang senang berdebat, saling menjelekkan dan jarang akur, alias lebih sering bertikai, bangsa Jepang kelihatan lebih kalem. Mereka tidak terlalu banyak cakap, tapi rajin bekerja.

Mas Romi Satria Wahono, teman saya yang menggondol doktor di Jepang dan 10 tahun bermukim disana bercerita. Menurut beliau, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam per tahun.

Jam kerja ini terbilang sangat tinggi, bila dibandingkan dengan jam kerja bangsa-bangsa lain yang juga maju. Konon jam kerja orang Amerika sebanyak 1.957 jam per tahun. Kalau orang Inggris jam kerjanya 1.911 jam per tahun. Orang Jerman bekerja sebanyak 1.870 jam setahun. Orang Perancis bekerja sebanyak 1.680 jam setahun.

Sayangnya, saya tidak punya data PNS di negeri kita, berapa ya kira-kira jumlah jam kerja mereka?

Kalau mau iseng-iseng coba yuk kita hitung. Misalnya, PNS kita yang makan uang pajak rakyat itu datang ke kantor jam 09.00 pagi dengan badan lelah berjam-jam naik angkot dengan lalu lintas yang macet parah. Sampai di kantor harus istirahat dulu sambil baca koran atau minum teh. Kerja betulannya baru dimulai kira-kira jam 10.00 pagi.

Jam 11.30 sudah repot mau ke Masjid, sebab alasannya kan mau menunaikan ibadah shalat Dzhuhur. Balik dari masjid sekalian makan siang, jam 14.00. Kerja sebentar kira-kira 1 jam, itu pun kalau ada yang dikerjakan, kalau tidak ada, ya main game, chating, catur, atau ngobyek. Praktis sehari kerja yang beneran cuma 3 jam.

Kalau seminggu kerja 5 hari, berarti seminggu hanya 15 jam. Setahun? Kalikan saja dengan 52 minggu, hasilnya hana 780 jam setahun. Itupun sudah tidak dihitung tanggal merah, cuti bersama dan `HARPITNAS` (Hari Kejepit Nasional).

Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.

Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan `agak memalukan` di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk `yang tidak dibutuhkan` oleh perusahaan.

Tekun dan Ulet

Bumi Jepang sebenarnya tidak terlalu berlimpah dengan kekayaan alam. Tapi barangkali justru faktor itulah yang memicu orang-orang Jepang menjadi tekun dan ulet, akhirnya malah sukses.

Sesungguhnya untuk kebutuhan warganya, Jepang sangat mengandalkan negara lain, termasuk Indonesia. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.

Sampai ada yang bilang seandainya Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi ke Jepang, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita. Bandingkan dengan negeri kita yang berlimpah dengan bahan-bahan alam, ada minyak bumi, batu bara, bijih besi, emas dan lainnya. Seharusnya kita lebih maju dari Jepang. Bahkan bisa menekan Jepang dengan menghentikan ekspor minyak bumi.

Tapi itulah bangsa Jepang, alamnya yang sering dilanda gempa bukan bikin bangsanya jadi peminta-minta belas kasihan negara lain.

Nasionalisme dan Loyaliltas

Hal yang menarik lainnya dari bangsa Jepang, mereka punya rasa nasionalisme yang patut dibanggakan. Kedutaan Besar Jepang di berbagai negara selalu terbuka untuk memberikan bantuan sepenuhnya buat warganya.

Berbeda dengan ulah para pejabat KBRI dan konsulat kita di negeri lain, alih-alih membela bangsa sendiri, yang sering saya lihat mereka malah rada bermusuhan kepada WNI sendiri. Hubungan renggang antara pejabat kedutaan dengan bangsa Indonesia yang tinggal di negara yang bersangkutan, lebih sering kurang serasi.

Bangsa Jepang juga dikenal punya loyalitas yang tinggi. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampaipensiun.

Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

Di negeri kita, loyalitas adalah barang basi. Loyalitas biasanya diberikan kepada pihak yang mau bayar lebih tinggi. Termasuk dalam urusan memilih partai dan pejabat. Siapa yang uang `serangan fajar`nya lebih tinggi, biasanya dia yang menang.

Tidak Bergantung Bangsa Lain

Berbeda dengan negeri-negeri yang mayoritas muslim, bangsa Jepang punya kebiasaan untuk tidak bergantung kepada bangsa lain.

Ini pengalaman saya sendiri waktu berangkat ke Jepang. Kebetulan charger hp saya tertinggal di Jakarta, dan itu saya sadari ketika sudah masuk ruang tunggu bandara. Saya berpikir, alah gampang, nanti saja di Tokyo saya beli yang baru atau pinjam teman. Toh hp saya bermerk Sony Ericsson, Sony kan merk Jepang. Masak sih tidak ada yang jual, begitu pikir saya.

Ternyata saya salah besar. Di Jepang bukan hanya tidak dijual chargernya, bahkan hp yang semerk dengan milik saya pun tidak dijual. Dari belasan toko elektronik yang saya masuki, semua menggeleng dan bilang, hp seperti itu belum pernah dia lihat seumur hidupnya.

Rupanya bangsa Jepang punya hp sendiri, yang tidak ada di negara lain. Mereka bikin sendiri dan hanya bisa dipakai di Jepang saja. Merk-merk hp terkenal seperti yang ada di negeri kita, justru tidak dikenal di Jepang.

Colokan listrik Jepang pun beda dengan yang umumnya berlaku di berbagai negara. Bentuknya pipih berbentuk lempengan, alat-alat elektronik yang kita punya sudah pasti tidak bisa dicolok disana, kecuali bila kita beli adapter.

Tegangan listriknya saja `aneh` dalam pandangan saya. Dimana-mana kan seharusnya 220 volt. Ternyata di Jepang cuma 110 volt.

Teman-teman panitia yang mengundang saya di Jepang berkomentar,`Ustadz, orang Jepang itu merasa Jepang adalah pusat dunia. Mereka merasa tidak butuh dengan negara lain. Jadi mereka ciptakan teknologi sesuai dengan selera mereka saja`.

Membangun Peradaban Mengalahkan Amerika

Dari semua hal di atas, yang paling mengesankan saya sendiri adalah balas dendam dan perlawanan bangsa Jepang terhadap gempuran Amerika dilakukan bukan dengan menumpahkan darah.

Barangkali bangsa Jepang sudah belajar cukup banyak tentang makna kemanusiaan, walau pun bangsa Jepang tidak mengenal agama. Bahkan di Jepang tidak ada hari libur keagamaan. Bandingkan dengan kita bangsa-bangsa muslim yang sepanjang tahun semarak dengan berbagai perayaan hari besar agama, tetapi rajin berbunuhan sepanjang tahun.

Iraq, Palestina, Afghanistan, Pakistan adalah contoh dari sekian banyak negeri yang harga nyawa manusia terasa sedemikian murah. Harta benda milik manusia sama sekali tidak ada jaminan keamananya, karena setiap saat bisa saja dicuri, dirampok, dikorupsi oleh pejabatnya, digelapkan bahkan dijarah.

Lepas dari siapa pelaku dan pihak yang salah, tetapi gambaran tentang peradaban Islam yang aman, sesuai dengan akar kata `islam`, rasanya masih jauh di alam mimpi. Kita tidak bisa dengan mudah menemukannya di negeri-negeri muslim.

Seandainya bangsa-bangsa muslim membangun teknologi yang unggul, tidak mengandalkan kepada bangsa lain, saya yakin Amerika pun akan hormat kepada kita. Saya tahu persis bahwa mahasiswa Indonesia di luar negeri cukup banyak yang sudah menguasai berbagai teknologi. Bahkan bikin reaktor nuklir pun bisa dilakukan dengan mudah. Ilmunya sudah dikuasai, tapi good will dari pemerintahnya yang tidak ada.

Apalagi bila kita mampu menguasai dan mengolah sendiri kekayaan alam yang berlimpah, tidak digadaikan buat kepentingan bangsa lain, maka Amerika pasti semakin takut dengan kita. Tapi sekali lagi, niat baik dari para pemimpin yang langka.

Dan yang lebih fantastis lagi, seandainya bangsa-bangsa muslim di dunia ini mengakhiri pertikaian di tengah mereka, lalu bersatu menjalin kekuatan bersama, saya tambah yakin kalau Amerika tidak akan bisa jualan senjata. Industri persenjataan Amerika itu bisa untung besar, selama negeri-negeri Islam sibuk berperang. Artinya, perang adalah ladang penghidupan buat Amerika.

Jadi kita ini sebenarnya tidak perlu boikot makanan Amerika. Cukup hentikan perang, insya Allah industri senjata Amerika akan gulung tikar. Dan rasanya aneh, mosok kita perang lawan Amerika, tapi pakai M-16? Mosok kita perang melawan Israel tapi pakai Uzi?

Kalau pun nanti kita berjhad fisik suatu hari, sebaiknya senjata yang kita pakai bukan M-16 atau AK47, tetapi merknya Paijo 77, Paimin 85, Tugiran 2000 atau Wakijan 21. Maksudnya, kita pakai senjata yang kita bangun sendiri industrinya.

Tulisan saya ini bukan berarti membesar-besarkan Jepang yang pernah menjajah kita 3,5 tahun dan memperkosa wanita-wanita kita (Jugun Ianfu). Tapi sekedar mengambil pelajaran. Biar bagaimana pun Jepang pasti punya kekurangan dan kelemahan juga.

Semoga Allah SWT membuka hati-hati kita dan meneranginya dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, agar kita semua dapat mengambil pelajaran berharga.

Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS. Al-Hasyr : 2)

Minggu, 21 Maret 2010

FREEPORT TRAGEDI PAPUA TRAGEDI BANGSA- TUTUP

DEWAN PRESIDIUM PUSAT
LIGA PERJUANGAN NASIONAL RAKYAT PAPUA BARAT
( DPP LPNR-PB )

PERNYATAAN SIKAP

PT. FREEPORT TRAGEDI PAPUA TRAGEDI BANGSA, TUTUP!


Jakarta, (19/3/2010) Selamt datang Presiden Amerika Serikat Barac Hussein Obama ke Indonesia. Bahwa sudah setengah abad lamanya perusahaan Negara anda “ PT. Freeport” berdiri di atas Tanah kami. Tidak ada kemajuan positif yang kami dapatkan dari kehadiran perusahaan raksasa dunia ini. Kami di tindas hak kami, hak kami dorampok oleh perusahaan anda. Keadilan yang bermartabat kami butuhkan saat ini, kami minta perusahaan asal Amerika Serikat di Papua, PT. Freeport harus di tutup dalam kunjungan kenegaraan saat ini.

Pemerintah Indonesia harus membicarakan masalah Freeport dengan Obama sebagai jaminan politik atas penanganan masalah pertrambangan asing didalam negeri terutama di Tanah Papua. Sebagaimana telah dilakukan oleh pemerintah melalui KOMNAS HAM. Apresiasi kami bagi jajaran Komisi Nasional HAM yang telah berupaya memanggil para petinggi Freeport untuk mendialogkan masalah Freeport atas masalah yang terjadi. Namun, harus lebih bergigi, bahwa upaya pemanggilan jajaran Freeport oleh KOMNAS HAM sebagai bentuk intervensi lembaga Negara yang patut ditiru oleh elemen Negara lainnya.

Kami pun menyayangkan Protokoler Negara yang tidak mengatur kunjungan kenegaraan Obama ke Timika “ medan masalah Freeport”, namun Obama hanya dipastikan mengunjungi wilayah Jakarta dan Yogyakarta saja. Kami kecewa atas ketidakhadiran Obama di Timika Papua sebab keberadaan Aset vital Amerika ada di Papua. Kami bertanya kepada Obama sebagai peraih Nobel Kemanusiaan ini semestinya dalam perhelataannya yang pertama kali ini seyogyanya melihat secara dekat realitas situasi kemanusiaan dan demokrasi yang terjadi di Papua, terutama areal Freeport di Timika.

Inilah kenyataan pahit terus dikubur oleh Obama yang tidak tegas soal perilaku perusahaan milik Negara-Nya “ PT. Freeport Mc Moorant Cooper & Gold / PT. Freeport Indonesia “ yang sudah sekian puluh tahun menimbulkan tragedy ketakutan, terror, konflik dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Hubungan Freeport dan kejahatan lingkungan hidup suatu masalah mendesak yang juga butuh perhatian serius dari se-orang Obama yang kita kenal menggugah dunia dengan prinsip keadilan dan pemenuhan HAM.

Disatu sisi, LPNR-PB juga menduga bahwa tujuan kedatangannya tidak lain adalah untuk memperkuat rezim neoliberal-koruptor Susilo Bambang Yudhoyono. Kami tidak berharap banyak kehadiran Obama di Indonesia memberi ruang bagi perubahan nasib orang Papua dan Indonesia khususnya, tetapi kehadiran Obama semata-mata hanyalah ajang konsolidasi korporasi yang terus menggenggam keutuhan rakyat kami, kehadirannya justeru memberi ruang bagi matinya kemerdekaan demokrasi dan keutuhan hidup masayarakat adat kami, sebaba dipastikan sepeninggal kunjungan Obama, sudah pasti roda investasi bertambah di Papua.

Dengan demikian Liga Perjuangan Perjuangan Nasional Rakyat Papua Barat menyatakan pendapat terbuka atas kunjungan Obama diataranya;

1. SEGERA TUTUP PT. Freeport di Papua. Pemerintahan Amerika Serikat dibawah genggaman Obama sama saja wataknya bila Presiden Obama yang baru tidak mampu menggugurkan hegemoni Investasi Amerika di Negara lain seperti PT. Freeport di Papua harus di ubah mulai dengan keputusan moral seorang Obama sebagai presiden Negara adidaya ini.

2. Kami mempertanyakan protokoler Negara yang tidak menjawalkan kunjungan Obama ke Timika-Papua, sebab perusahaan AS terbesar beridiri di Papua dan bukan di Jakarta atau Yogyakarta.

3. Mengutuk dengan keras Join Konsensus AS-Indonesai yang se-enaknya memasukan investasi baru di Tanah Papua tanpa proteksi kedaulatan ekonomi dan keutuhan rakyat kami.

4. Liga Perjuangan Nasional Rakyat Papua Barat ( LPNR-PB ) meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia segera memanggil Petinggi Freeport pusat MR. Jimm Bob Moffet untuk menghadap dalam rangka klarifikasi masalah kemanusiaan yang terjadi akibat operasi Freeport selama setengah abad di Papua.

5. Mengajak semua Pihak untuk terlibat penuh dalam upaya penyelesaian masalah Freeport sebagai akar masalah di Papua guna mencari solusi bermartabat bagi pemenuhan hidup orang Papua. Kami minta Pemerintah fokus urus masalah Freeport di Papua, sebab Freeport biang kerok tragedy di Tanah Papua.

Demikian Surat Pernyataan ini kami sebarkan untuk tujuan menyampaikan kehendak kami kepada public tentang aksi demo damai tutup Freeport di Tanah Papua.

Kordinatotor Aksi

Vikctor Kogoya


DPP LPNR-PB


Arkilaus Arnesius Baho
Ketua Umum

Jhon Wetipo
Sekjend

Engelberth Marien
Deplu

NEGARA AMERIKA SERIKAT DIBANGUN DARI EMAS PAPUA

Freeport adalah pertambangan emas terbesar di dunia! Namun termurah dalam biaya operasionalnya. Sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika sekarang ini adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas di Papua tersebut. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah!

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport.”

Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.

Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.

Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.

Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.

Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.

Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.

Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.

Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!

Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.

Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.

Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.

Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.


Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.

Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?

Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.

Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!. Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.

Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.

Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik “Jim Bob” Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.

Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setelab 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.

Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!

Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!

Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.

Freeport merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.

Minggu, 14 Maret 2010

DENSUS 88 DI BIAYAI ASING?

Sebagai organisasi yang baru, Detasemen Khusus 88 tergolong baji ajaib.Begitu lahir langsung besar.tak heran ada yang mempertanyakan bagaimana itu bias terjadi.Dari mana dukungan dananya?
Detasemen itu di bentuk 24 Agustus 2004.Nama 88 merupakan representasi dai jumlah korban tewas warga Negara asing pada peristiwa bom bali tahun 2002.Awalnya personel Densus hanya 75 orang.Personelnya berasal dari gabungan unsur semua kepolisian resor di Jakarta dan pasukan Brigade Mobil ( Brimob) dan tujuan pembentukan Densus 88 Anti teror ini dalam rangka melakukan pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang di pelopori oleh Negara luar (asing).

Anggota Densus 88 kini Jumlahnya berlipat karena di setiap Kepolisian daerah (Polda) memiliki detasemen khusu ini.Generasi pertama Densus 88 memperoleh pelatihan langsung oleh instruktur dari CIA,FBI,dan US Secret Service.Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS.Pusat pelatihannya terletak di Megamendung,KAwasan Puncak Bogor.50 kilo mater dari Jakarta.
“Sebetulnya, ini (Densus 88) bagian agenda global.Dananya dari luar,dari Amerika dan Australia,”kata pengamat intelligent Herman Y Ibrahim.Pembentukannya pun, lanjutnya, tidak hanya untuk melatih para personel polisi Indonesia tapi juga polisi ante teror dari Negara ASEAN.Pelatihan itu berlangsung di Semarang.
Secara logika,katanya, tidak mungkin dana yang dikucurkan asing biasa saja, tapi besar-besaran karena tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri melainkan internasional.Apalagi tiap polda pun kini membentuk detasemen yang sama.ia membandingkan organisasi serupa di Kopasus.Di pasukan elit itu, detasemen khusus anti teror hanya ada satu, mengingat begitu mahalnya peralatan dan pelatihannya.
Herman pun memberikan contoh seorang prajurit Australia pada dirinya melekat peralatan senilai 10 ribu dolar Amerika.Peralatan mereka tergolong mahal dan canggih, seperti teropong malam,senjata,alat penyadap dan lain sebagainya.Densus 88 di lengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan amerika,seperti senapan serbu colt M4,senapan penembak jitu Armalite AR-10, dan shotgun Remington 870.bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya.

Semua persenjataan yang di berikan, termasuk materi pelatihan, di beritakan sama persis dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS.”Makanya Amerika akan marah kalau tidak ada korban karena sudah banyak uang di kucurkan.harus ada korban,maka muncul abu dujana dan lainnya”, kata Herman.
Gatra online (15/06/07) menulis Amerika serikat melalui kantor keamanan diplomatiknya ( Diplomatic Security Service) memberikan bantuan kepada Indonesia dalam upaya memerangi terorisme melalui program pelatihan bagi para anggota Polri dalam meningkatkan kemampuannya mencegah dan melakukan investigasi terhadap serangan teroris.Kemampuan tersebut antara lain mencakup penyelidikan insiden pemboman, pendeteksian bom, serta menangkal kejahatan melalui jaringan computer.
Dari segi dana, menurut catatan tahun 2006,Amerika serikat membantu Indonesia sebesar 4.8 juta dolar AS (sekitar 43.5 Milyar).”untuk tahun fiscal tahun 2007,belum di ketahui jumlah bantuan yang akan diberikan untuk Indonesia,entah lebih rendah atau lebih tinggi.tapi saya kira , tidak akan berkisar jauh dari yang sebelumnya ( 4.8 juta dolar AS).” Kata seorang pejabat deplu AS.

Hubungan kerja sama dengan pemerintah Amerika itu cukup beralasan.Pakar masalah-masalah keamanan Asia Tenggara, Marvin C Ott, dalam sebuah diskusi tentang ancaman ekstrimisme Islam di Indonesia yang di gelas Asia Society di New York, (11/02/2003) mengatakan:”Indonesia bener-benar menjadi persoalan yang berat bagi Amerika Serikat.Sebab tidak seperti Negara-negara di kawasan Asia tenggara lainnya.terutama Malaysia dan Singapura, pemerintahan Megawati tidak menjadi sekutu aktif dalam upaya memerangi terorisme.Sikap itu kemudian berubah setelah peristiwa pengeboman di Balil,” ujar pengajar kebijakan keamanan nasional National War College and faculty Fellow di Institute For National and Strategic Studies, National Defense University ini.

Dalam konteks seperti ini lah, kata Marvin, para pengambil kebijakan luar negeri AS melihat bahwa TNI di anggap sebagai institusi yang bias dijadikan sekutu untuk menghadapi terorisme dan kelompok islam ekstrim di Indonesia yang menguat belakangan ini.namun, AS menyadari baha wajah TNi pasca Soeharto telah carut marut oleh berbagai persoalan.Tak heran, pilihan itu kemudian jatuh kepangkuan Polri.
Fahmi Ap Pane dalam tulisannya (Republika, 1/10/2004)’paradigma Pendzaliman Aktifis Muslim’ menyebutkan “Polri memang lemah, sehingga mudah di rekayasa.Apalagi, sejak tahun 2001 setiap tahun polri menerima hibah jutaan dolar dari Amerika Serikat dan tiap-tiap Negara pendukung AS, seperti Australia..Kelemahan ini diperparah dengan berkembangnya paradigma anti islam pada sebagian perwira.Mereka berbasis paradigma kapitalis sekuler, dimana harta dan jabatan adalah ukuran prestasi dan kebahagiaan, membela suatu kelompok berdasarkan uang (Kapital) dan membenci masuknya agama (islam) kedalam kehidupan bernegara”.

AnggOta tim Advokasi Korban Penangkapan (Tangkap) Densus 88 anti terror, Munarman SH, menjelaskan Amerika telah meningkatkan anggaran militernya untuk 2007.Peningkatan anggaran tersebut di alokasikan untuk membiayai sejumlah program militer, yaitu:
1. Program International Military Education and Training (IMET).Melalui program ini, sejumlah personel militer Indonesia akan mendapatkan pelatihan di AS untuk meningkatkan profesionalisme militer Indonesia.Pada 2005 lalu, Indonesia sudah menerima sekitar 800.000 dolar AS (Rp.7.48 Milyar) untuk membiayai program tersebut.
2. Program bantuan anti teroris.Deplu AS merencanakan mengeluarkan biaya sekira 6 juta dolar AS 9 Rp.645.15 Milyar) untuk melatih dan melengkapi pasukan khusus Indonesia divisi anti terror, yaitu Detasement Khusus 88(Densus 88) di jajaran Polri.Untuk keperluan ini, Indonesia telah menerima sekitar 14.8 juta dolar AS (Rp.138.38 milyar)
3. Dephan AS akan membiayai pendidikan sejumlah personel militer dan intelligent Indonesia, Mereka ini akan dilatih sejumlah praktik dan strategi memerangi aksi terorisme
4. Foreigner Military Financing (FMF).Pada 2005 lalu, untuk keperluan keamanan perairan Indonesia, AS telah memberikan 6 juta dolar AS kepadaTNI Angkatan Laut.

Bahkan Pemerintah Inggris (Detik com, 28/03/2007) menawarkan gantuan untuk memberi pelatihan dan peralatan kepada Polri agar lebih jitu menangkap teroris.Penawaran ini disampaikan dalam pertemuan antara perwakilan Inggris dan Indonesia yang di hadiri United Kingdom Minister Of State in the Foreigner and Commonwealth Kim Howells dan kapolri Jenderal Pol Stanto di Mabes Polri , jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, rabu (28/03/2007).”Mereka dating dan menawarkan pelatihan pengkaderan dan bantuan peralatan apa yang dibutuhkan oleh Indonesia.”kata Sutanto.

ANTARA AMERIKA,TERORIS,DAN DENSUS 88

Kita semua sepakat, terorisme harus di berantas.Tak peduli siapapun pelakunya, tanpa melihat latar belakang agama dan ras.Karena itu bila pelakunya kebetulan muslim atau Kristen atau lainnya maka harus diusut sampai tuntas.Demikian juga dari bangsa dan Negara manapun ia, tetap harus dihentikan aktivitas terornya.

Tapi sayang sejak goerge walker bush mengumumkan perang terhadap terorisme pasca runtuhnya gedung WTC, 11 september 2001, yang selalu jadi korban adalah umat islam.Ratusan ribu kaum muslimin melayang di iraq dan Afghanistan, yang lainnya harus mendekam di sejumlah penjara tanpa melalui proses pengadilan yang jelas.Sementara itu islam dan umat islam terus tersudutkan akibat stigma negative sebagai dampak dari propaganda war on terrorism yang dilakukan Amerika dan sekutunya.Yang selalu muncul ke public, pelaku terror itu selalu di tuduhkan kepada al Qaeda,jamaan Islamiyah,Taliban bahkan Hamas.Wajarlah bila akhirnya war on terrorism itu sebenarnya adalah war of islam.

Lembaga pengamat aktivitas militer global,Global Security, mencatat jumlah korban tewas di iraq mencapai 658.930 oang sejak s menyerbu Bahgdad, 20 maret 2003 hingga maret 2007, sekitar 92 persen atau 601.027 orang tewas akibat aksi kekerasam seperti ledakan bom dan korban konflik bersenjata.Data yang di rilis global itu belum termasuk jumlah korban tewas empat bulan terakhir.

Komisaris Tinggi PBB urusan Iraq, Antonio Cortez memprediksi jumlah para pengungsi warga iraq akan mencapai 1 juta 800 ribu orang hingga akhir 2007, jumlah itu tidak termasuk ratusan ribu warga iraq yang terpaksa berhijrah ke Negara tetangga guna menghindari instabilitas dan teror di tanah kelahiran mereka.

AS lah sebenarnya Mbahnya teroris itu.Dengan propaganda ini, ia ingin terus menancapkan dirinya sebagai Negara super power.Tidak ingin ada Negara lain yang menjadi pesaing, apalagi itu dating dari islam.Ia ingin memandulkan perjuangan umat islam yang mendambakan persatuan umat islam.
Sangat disayangkan , banyak Negara muslim yang malah menjadi pembebek AS dalam perang terhadap terorisme ini.Sehingga kebijakan Negara-negara tersebut dalam war on terorism selalu bersinergi dengan AS.

Lihatlah dilapangan, di negeri manapun juga termasuk Indonesia ketika berbicara tentang terorisme, maka pasti selalu di kaitkan dengan Al Qaedah atau JI.Sangat jarang bila para pelakunya adalah kelompok – kelompok non Islam.

Khusus di Indonesia, perburuan oleh aparat terhadap para pelaku teror yg di lakukan oleh kaum salibis seperti para pembantai dan teroris yang telah membantai ribuan umat islam di ambon dn poso, tidak dilakukan serius.Demikian juga penanganan separatis seperti RMS dan OPM yang para pelakunya adalah Kristen, tidak sehebat menangani teroris.
Wajar bila kemudian ada anggapan, umat islam diperlakukan tidak adil dalam penanganan terorisme ini.karena yang selalu menjadi sasaran adalah para teroris yang kebetulan membawa embel-embel islam.Itu pun dalam penanganannya banyak kejanggalan di sana sini.
Salah satu contohnya adalah dibentuknya densus 88.Sejak awal keberadaan pasukan ini controversial.Dan banyak orang semakin tidak simpati melihat sepak terjang dari pasukan ini,yang dalam aksi sering di luar control.Alhasil Abu bakar Basyir, melalui kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke pengadilan agar Densus 88 ini dibubarkan.
“Jika diteruskan tindakan-tindakan anggota Densus 88 bisa merusak tatanan social.Polri harus mencegah penyimpangan-penyimpangan prosedur maupun tindakan perorangan anggota Densus 88 jangan sampai terjadi (terulang) seperti apa yang dilakukan oleh kopasus pada masa orde baru,” kata pengamat Kepolisian, Kolonel Pol (pur) Dr.Bambang Widodo Umar.

Sabtu, 13 Maret 2010

Perlukah Tembak Mati Teroris?

Perlukah Tembak Mati Teroris?


Apresiasi layak diberikan kepada pihak kepolisian terhadap kesigapan mereka dalam meredam kemungkinan adanya serangan terorisme di Indonesia dengan menangkap dan bahkan menembak mati tersangka tindak pidana teroris kelas dunia, seperti Dulmatin.

Meski demikian, masyarakat percaya tim Densus 88 Antiteror sebenarnya bisa menyergap Dulmatin secara hidup-hidup sebab sebelum penyergapan, polisi telah mengintai target cukup lama dan membuat kalkulasi, serta pemburuan dan penyergapan seperti ini bukan kali pertama sejak Bom Bali I. Dua orang (kaki tangan Dulmatin) yang tewas saat hendak kabur dengan sepeda motor, polisi sebenarnya hanya perlu melumpuhkan saja, tidak harus menewaskan mereka.

Status hukum Dulmatin sendiri masih tersangka. Dan, hukum yang berlaku di negeri ini menggunakan asas hukum praduga tak bersalah. Seseorang (tersangka) tidak seharusnya dieksekusi, apalagi ditembak mati (judicial killing) tanpa melalui proses peradilan. Dalam kasus penyergapan Dulmatin, saya sulit membayangkan adanya perlawanan berarti yang dilakukan Dulmatin, yang waktu itu tengah berada di bilik warnet yang sempit, walaupun polisi beralasan bahwa Dulmatin bersenjata dan hendak menembakkan pistol ke arah polisi. Kasus ini juga terjadi pada penembakan Saefudin Juhri.

Sel terputus

Terlepas dari alasan di atas, ada faktor pragmatis yang penting bahwa Dulmatin seharusnya tetap hidup. Dulmatin adalah orang penting dalam dunia pergerakan aksi jihad bom di wilayah Indonesia. Kepandaiannya dalam merekrut orang untuk terlibat jihad konon melebihi kemampuan Noordin M Top dan kemampuannya merakit bom juga tak kalah dari Dr Azahari. Jika Dulmatin mati, banyak informasi yang akan hilang selama masa buronnya sejak 2002. Bayangkan, berapa banyak orang yang sudah tersentuh pemikiran Dulmatin ketika berada di Indonesia, tetapi tidak terdeteksi sebab jaringan ini bekerja dengan cara sel terputus. Sangat mustahil kita bisa menggali perkembangan gerakan dari orang yang mungkin berpangkat ”kopral”.

Kasus bom di dua hotel, yakni JW Marriot dan Rizt Carlton, pada 17 Juli 2009 harus menjadi catatan. Polisi memang telah mengungkap siapa pelaku di balik pengeboman itu. Ada Noordin M Top dan Saefudin Juhri bin Jaleni yang menjadi otak dalam aksi tersebut. Namun, penangkapan itu sebenarnya tidak mengungkap secara tuntas persoalan teroris di Indonesia. Dua orang yang seharusnya menjadi kunci untuk menjelaskan aksinya itu malah tewas dalam penyergapan polisi. Sementara orang-orang yang ditangkap hanyalah orang bawahan yang tidak saling kenal karena sel terputus tersebut. Mereka yang sudah ditangkap dan sedang diadili di pengadilan negeri Jakarta Selatan, seperti Amir Abdillah, Aris Susanto, Muhammad Jibriel, dan Ali (warga negara Arab Saudi), tidak saling kenal. Baru saling kenal setelah ditahanan dalam kasus yang sama. Akhirnya, pemaparan mengenai siapa orang yang membiayai untuk operasi bom tersebut menjadi misterius.

Dalam kasus kelompok Palembang, para terhukum kasus teroris mengatakan, pasokan senjata dan bahan bom yang dirakit diberikan oleh Noordin M Top. Namun, apakah hakim bisa mengonfrontir ungkapan mereka bahwa apakah senjata dan bahan itu benar-benar dari Noordin M Top? Saya melihat, untuk kasus persidangan bom Kuningan, para terdakwa bisa saja mengarahkan semua tuduhan tersebut ke Juhri dan Noordin. Jika sudah begitu, bagaimana mengonfrontirnya?

Isu konspirasi

Saya membayangkan jika Dulmatin dan Juhri ini akan membantu masyarakat untuk meyakinkan bahwa aksi terorisme oleh kelompok yang mengatasnamakan Islam adalah nyata, bukan konspirasi. Polisi sebenarnya sudah bisa melakukan langkah itu ketika menangkap aktor-aktor di balik bom Bali 1, antara lain Imam Samudra, Mukhlas, dan Amrozi. Inilah fakta riil. Akan tetapi, itu saja tidak cukup untuk meyakinkan masyarakat untuk menjawab isu konspirasi.

Dengan demikian, jika polisi mampu menangkap hidup tokoh-tokoh penting dalam jaringan teroris, hal itu akan melegitimasi operasi polisi sendiri. Publik dapat menyaksikan sendiri bahwa ancaman terorisme yang ”dinarasikan” polisi atau pemerintah adalah nyata, bukan rekaan. Dulmatin dan para tokoh lainnya dapat menjadi contoh hidup dan konkret narasi terorisme itu. Ketika tokoh-tokoh itu ditangkap mati polisi, narasi terorisme seolah terkubur bersama jasad mereka.

Penyergapan dengan cara menembak mati memang memiliki dampak shock therapy kepada masyarakat bahwa inilah akibat bila terlibat dalam jaringan teroris. Ditembak mati tanpa proses peradilan. Dalam jangka pendek, strategi ini memang cukup berhasil. Namun, perlu diingat, kelompok atau orang yang sudah dibangun pemahamannya dengan jihad kekerasan adalah orang-orang yang siap mati. Mereka selalu mengatakan bahwa kematian adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu untuk menghadap surga Tuhan dan penjara adalah hanyalah tamasya untuk bisa beribadah secara vertikal kepada Tuhan. Bagi para ”jihadis”, shock therapy seperti itu tak berpengaruh. Kelompok teroris akan terus berkembang biak dengan caranya.

Ada hal yang memang dilematis ketika Dulmatin ditangkap hidup-hidup oleh polisi. Meski sudah dipenjara, ia masih bisa merekrut orang dan tetap bisa menyebarkan ideologi kekerasannya. Imam Samudra, contohnya, ketika di penjara masih bisa memberikan spirit untuk membom Bali lagi. Bahkan, dia bisa merekrut tahanan-tahanan yang ada di penjara, termasuk para sipir.

Namun, alasan ini tidak sebanding jika harus dijadikan alasan untuk memilih opsi mati orang-orang penting dalam kasus pemboman di Indonesia sebab yang justru harus dilakukan adalah memperbaiki sistem lembaga permasyarakatan di Indonesia dengan membenahi perspektif jihad kelompok ini. Penting juga bagi para jaksa yang tergabung dengan satuan tugas anti- teroris memahami pola-pola ideologi mereka, bukan hanya sekadar mengungkap fakta hukum secara materiil.

Sejarah Tentang Densus 88

Sejarah Tentang Densus 88

Sekilas Tentang DENSUS 88 (Detasemen Khusus 88) Anti Teror Mabes Polri
Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/756/X/2005, tentang Pengesahan Pemakaian Logo Densus 88 Anti Teror, tanggal 18 Oktober 2005, maka berikut ini adalah LOGO DENSUS 88 ANTI TEROR.Logo dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Berupa desain lingkaran dengan garis warna hitam dengan tulisan “DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR” dengan latar belakang warna merah marun dan di tengah-tengah lingkaran terdapat gambar burung hantu warna hitam dan abu-abu dengan latar belakang warna kuning terang.

ARTI LOGO
Burung Hantu
Burung hantu merujuk pada spesies burung “nocturnal” (aktif waktu malam) dan mempunyai bentuk muka yang berbeda dengan burung biasa. Muka burung hantu berbentuk rata seperti muka manusia dengan kedua belah matanya menghadap ke depan. Burung hantu juga mempunyai paruh bengkok kebawah yang tajam, dan mempunyai bulu jambul yang lembut.
Burung hantu adalah binatang pemangsa yang efisien karena dilengkapii perlengkapan yang memadai sebagai predator. Matanya yang terletak dibagian depan memberi kesan burung ini pandangan “menyatu” yang hebat. Dimana seekor burung hantu mempunyai kemampuan penglihatan secara binokuler (melihat sebuah obyek dengan kedua mata secara bersamaan), sehingga burung hantu dapat melihat obyek secara tiga dimensi dengan wilayah penglihatan 110 derajat, 70 derajat diantaranya dapat dilihat secara binokuler. Namun ia bisa memutar kepalanya 270 derajat sehingga bisa melihat ke belakang dengan mudah.



Karena sering berburu dimalam hari, burung hantu dilengkapi dengan sistem pendengaran yang sagat baik. Telinga terletak di dekat mata dan dilingkupi oleh wajah yang lebar. Wajah yang lebar ini berfungsi seperti radar menangkap suara yang menyalurkan gelombang suara melaui otot-otot wajah ke telinga. Daya penglihatannya dan pendengarannya pada malam hari sangat tajam, mampu mendengar cicitan tikus pada jarak 500 m. Cakarnya yang tajam akan keluar memanjang saat menyerang sehingga meningkatkan keberhasilan serangan.


Burung hantu juga dilengkapi sepasang sayap yang cukup spesial karena mampu meredam gerakan udara yang membuatnya tidak bersuara saat terbang dan menangkap mangsanya dengan kejutan. Itu juga membuatnya mampu mendengar pergerakan buruannya dengan jelas sambil terbang.
Semuanya itu membuat Burung Hantu memiliki kemampuan berburu yang sangat tinggi, tangkas, cekatan dan disamping menyambar juga mengejar mangsanya di atas tanah. Penelitian pada jenis tertentu, kotoranya menunjukkan 99% memangsa tikus sedangkan 1% memangsa serangga. Mengkonsumsi tikus lebih banyak 2-3 ekor per hari namun daya membunuh lebih dari yang dimakannya.

FILOSOFI
Burung hantu dengan kemampuan penglihatan yang tajam, pendengaran yang kuat karena “radar” yang ada pada wajahnya, kemampuan bergerak tanpa bersuara di malam hari, dan kecepatan terbang yang tinggi akan memburu tikus (yang dimanapun selalu mengganggu dan merusak) kemanapun bersembunyi secara cepat dan akurat. Tikus dapat diartikan sebagai teroris yang selalu mengganggu umat manusia. Kemampuan burung hantu tersebut dapat melambangkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat bergerak dengan sangat rahasia digunakan sebagai logo Detasemen Khusus 88 Anti Teror untuk memburu teroris kemanapun berada.

Arti angka 88 pada tulisan Detasemen Khusus 88 ini menyerupai dua buah borgol. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dari warga asing yang mengalami korban terbanyak yaitu Australia. Makna “88″ berikutnya adalah, angka “88″ tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka “88″ juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini.



Meski sudah terjadi ratusan pengeboman di Indonesia sejak tahun 1999, pemerintah Republik Indonesia belum menyadari akan adanya aktivitas terorisme di Indonesia. Kasus pengeboman di Bali tanggal 12 Oktober 2002 telah membuka mata pemerintah Republik Indonesia dan dunia pada umumnya bahwa di Indonesia benar telah terjadi aktivitas terorisme yang sangat serius.


Perundang-undangan pemberantasan terorismepun segera dibentuk, bahkan diberlakukan surut untuk penanggulangan terorisme tersebut. Untuk dapat menanggulangi terorisme di Indonesia,segera dibuat naskah kerjasama internasional di bidang kepolisian, teknik dan intelijen dengan negara negara di dunia.

Untuk dapat segera mengungkap kasus bom Bali tersebut, Kepala Kepolisian Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang anggota-angotanya dipilih dari polisi-polisi terbaik dari seluruh Indonesia. Tugas pokok satuan tugas yang baru dibentuk adalah untuk dapat segera mengungkap kasus pengeboman,menangkap pelaku dan membongkar jaringan teroris yang ada di belakangnya. Cara kerja satuan tugas tersebut agar lebih efektif, maka diberi keleluasaan untuk memotong segala bentuk hambatan birokratis di lingkungan Polri.

Persenjataan Densus 88

Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti senapan serbu Colt M4, senapan penembak jitu Armalite AR-10, dan shotgun Remington 870. Dikedepan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya.
Senapan serbu Colt M4



Senapan penembak jitu Armalite AR-10



Shotgun Remington 870



Pesawat C-130 Hercules