Jumat, 26 Oktober 2012

Rasionalitas Agama pada Kisah Pengurbanan Putra Ibrahim as

Kitab kedua agama menyebut kisah pengurbanan putra Ibrahim as. Umat Islam dan Kristen sama-sama menyakini bahwa Ibrahim as menjalankan perintah pengurbanan putranya, tapi berbeda, paling tidak, dalam tiga hal:

1. Siapa yang dikurbankan,
2. Kepada siapa dikurbankan, dan
3. Poses pengurbanan itu.
Ketiga perbedaan ini akan menyadarkan kita akan posisi kedua sumber rujukan ini. Manakah yang lebih pantas dan lebih konsisten?

 1. Siapa yang diqurbankan.

 A. Kristen merujuk ayat berikut:

 Kej 22:2; Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Perdebatan panjang soal status Ishaq as sebagai putra tunggal pun sampai saat ini masih berlangsung, sebab ini menyalahi fakta dan logika. Bible mengakui Ismail as adalah kakak dari Ishaq as, juga mengindikasikan bahwa beda usia keduanya adalah sekitar 13 tahun lebih. Jadi selama 13 tahun Ismail as menyandang status sebagai putra tunggal Ibrahim as. Di sini nampak inkonsistensi informasi dalam Bible sendiri.

 B. Islam 

Merujuk ayat2 berikut:

 QS Asshaffat 100 - 112
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar[1283].
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, 109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
 110. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
 111. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
 112. dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang Termasuk orang-orang yang saleh.

 Ayat2 ini adalah kronologis. Ibrahim as berdoa minta dikaruniai anak, Allah kabulkan, kemudian mereka diuji, yaitu pengurbanan itu. Ibrahim as lulus dari ujian itu. kemudian Allah menambah karunia-Nya lagi buat Ibrahim as, yaitu dengan kelahiran putranya yeng kedua; Ishaq as. Kita tau Ibrahim as punya dua anak. anak pertama adalah Ismail as, dan Ishaq as.
Maka tanpa menyebut nama siapa yang dikurbankan di ayat 102 itu, sangat jelas beliau adalah Ismail as. di ayat2 di atas juga jelas bahwa Ishaq as lahir setelah peristiwa pengurbanan itu. Jadi kiranya jelas dalam Al-Qur'an bahwa yang dikurbankan adalah Ismail as.

 2. Kepada siapa kurban dipersembahkan. 

A. Kristen. 

Merujuk ke ayat berikut:

Kejadian 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Jadi pengurbanan itu akan dipersembahkan kepada salah satu gunung. Logikanya adalah bahwa perintah itu datang dari Allah, maka persembahan mestinya hanya kepada Allah saja. Umat Kristiani mungkin punya penjelasanan lain soal ini

 B. Islam. 

Merujuk ke QS Ash-Shaaffat ayat 102: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". Ayat ini dan ayat2 berikutnya menjelaskan bahwa itu adalah perintah Allah dan tentunya dilakukan karena Allah.

 3. Proses pengurbanan itu

 A. Kristen.

Merujuk Kitab Kejadian 22 ayat: 22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

 Dari ayat2ini kelihatan bahwa Ibrahim menyembunyikan kepada putranya bahwa dialah yang akan dikurbankan. Bisa dibayangkan perasaan putra yang diqurbankan itu yang bisa saja merasa ditipu oleh ayahnya.

 B. Islam. 

Merujuk ke QS Ash-Shaaffat ayat 102 - 103: 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". 103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Jelas dalam ayat di atas bahwa Ibrahim as merundingkan perintah Allah itu kepada putranya. Dialog terbuka yang mesra terjadi antara keduanya. Kedua kitab mengisahkan peristiwa ini, keduanya juga konsisten bahwa pengurbanan akhirnya dibatalkan oleh Allah. Namun ketiga perbedaan di atas memberikan gambaran pada kita tentang rasionalitas dan konsistensi dari kedua rujukan itu. Rasionalitas dihubungkan dengan kepantasan sebuah ajaran yang mestinya datang dari Allah, dan konsistensi atas informasi-informasi yang ada di dalamnya.

 Allah A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar