Sabtu, 14 Januari 2012

ALASAN KENAPA KITA HARUS MENOLAK PEMBATASAN PREMIUM

Sembilan Alasan Tolak Pembatasan Subsidi BBM



Pertama, menipu.

“Istilah subsidi BBM adalah istilah menipu,sebab faktanya tak ada subsidi BBM!” tegas

Ketua DPP HTI Dr Arim Nasim. Menurutnya Pemerintah mengambil minyak bumi milik

rakyat secara gratis dengan biaya hanya US $ 10/barrel. Tapi karena hanya bisa menjualnya

seharga US$ 77/barrel pemerintah merasa rugi jika harga minyak Internasional lebih dari
harga itu.



Kedua, penjajahan.

Penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari agenda Konsensus Washington untuk

meliberalkan perekonomian Indonesia. Kenaikan BBM adalah proses sistematis untuk

meminggirkan rakyat menuju Neokolonialisme (penjajahan baru) melalui liberalisasi

BBM. BBM akan dikuasai perusahaan asing mulai dari hulu (eksplorasi minyak)

sampai hilir (pom bensin/SPBU). “Kenaikan harga BBM hanya menguntungkan

mafia BBM asing dan subsidi BBM.



Ketiga,menyengsarakan rakyat.



Kenaikan/penghapusan subsidi BBM dapat dipastikan akan memicu kenaikkan harga kebutuhan pokok
dan biaya hidup rakyat.



Keempat,tidak adil.



Subsidi untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan bunganya sebesar Rp230.33 triliun

hanya dinikmati sekitar 14.000 orang, sedangkan ‘subsidi’ BBM sebesar

Rp201.36 triliun dinikmati oleh 230 juta orang saja



Kelima, bohong.



Tuduhan pemerintah kalau BBM murah akan menjadikan masyarakat boros menggunakan

BBM adalah bohong.“Sebab, konsumsi BBM Indonesia cukup rendah, berada di urutan ke-116 di bawah

negara Afrika seperti Botswana dan Namibia,” ungkapnya.
Namibia,” ungkapnya.



Keenam, dusta.



Pemerintah mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia murah karenanya harus dinaikkan. Di Amerika, Cina, dan Jepang memang harga BBM lebih tinggi dari pada di Indonesia. “Tapi ingat,

pendapatan mereka pun jauh lebih tinggi dari pada Indonesia!” tegasnya.

Padahal, BBM di Indonesia (premium, Rp 5000/liter) lebih mahal dari pada Venezuela Rp

460/l, Turkmenistan Rp736/l, Iran Rp 828/l, Nigeria Rp 920/l, Saudi Arabia Rp1104/l, Kuwait

Rp1932/l, dan Mesir Rp.2.300/l



Ketujuh, energi



Indonesia untuk asing,bukan untuk rakyat.Indonesia ekspor 70% Batubara ke luar negeri.

Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia. Indonesia ekspor 500.000 barrel per hari

minyak.“Tapi, di dalam negeri listrik sering padam,rakyat antri gas, minyak tanah, dan bensin pun

harganya terus meningkat!” sesalnya.Sebab, Pertamina hanya memproduksi 13,8% sementara sisa minyak Indonesia dikelola asing! Chevron (41%),Total E&P Indonesie (10%), Chonoco Philips

(3,6%) dan CNOOC (4.6%)



Kedelapan, Tidak salah sasaran.

“Subsidi hanya dinikmati orang kaya? Tidak! “ tegasnya.Lantaran menurut data kepolisian orang kaya di Indonesia yang memiliki mobil mewah kurang dari 5%



Kesembilan, Pengalihan subsidi?



Katanya,subsidi harus dialihkan dalam bentuk subsidi langsung seperti pendidikan, kesehatan dan pencarian sumber energi alternatif. Faktanya, pendidikan dan kesehatan tetap mahal, orang miskin

dilarang sakit!Pencarian sumber energi alternatif hanya omongan. “Yang sudah pasti harga BBM naik

lagi! Beban rakyat bertambah lagi!” pungkasnya.



Sebelumnya massa melakukan longmarch dari Masjdi Istiqlal menuju Istana Presiden usai shalat Jum’at.Sepanjang jalan mereka meneriakan yel-yel penolakan pembatasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar